Pages


Rabu, 06 April 2011

TIFUS ABDOMINALIS

ICD X : A.01
Demam Tifoid atau tifus abdominalis adalah suatu infeksi yang disebabkan oleh
bakteri Salmonella typhii yang ditularkan melalui makanan yang tercemar oleh
tinja dan urine penderita.
Penyebab
Bakteri Salmonella typhii
Gambaran klinik
- Gambaran klinis bervariasi dari sangat ringan sampai berat dengan komplikasi
yanga sangat berbahaya.
- Biasanya gejala mulai timbul secara bertahap dalam wakatu 8 – 14 hari setelah
terinfeksi.
- Gejalanya bisa berupa demam intermitten (pagi lebih rendah dibanding sore
hari), sakit kepala, nyeri sendi, sakit tenggorokan, bibir kering dan pecah,
lidah kotor tertutup oleh selaput putih, sembelit, penurunan nafsu makan dan
nyeri perut.
- Kadang penderita merasakan nyeri ketika berkemih dan terjadi batuk serta
perdarahan dari hidung.
- Jika pengobatan tidak dimulai maka suhu tubuh secara perlahan akan meningkat
dalam waktu 2 – 3 hari, yaitu mencapai 39,4 – 40°C selama 10 – 14 hari.
Panas mulai turun secara bertahap pada akhir minggu ke-3 dan kembali normal
pada minggu ke-4.
- Demam seringkali disertai oleh denyut jantung yang lambat dan kelelahan
yang luar biasa.
- Pada kasus yang berat bisa terjadi delirium, stupor atau koma.
- Pada sekitar 10% penderita timbul sekelompok bintik-bintik kecil berwarna
merah muda di dada dan perut pada minggu kedua dan berlangsung selama
2 – 5 hari.
Diagnosis
- Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejala dan hasil pemeriksaan fisik.
Untuk memperkuat diagnosis, dilakukan biakan darah, tinja, air kemih atau
jaringan tubuh lainnya guna menemukan bakteri penyebabnya.
Penatalaksanaan
Tirah baring, dilaksanakan untuk mencegah terjadinya komplikasi.
Diet harus mengandung kalori dan protein yang cukup sebaiknya rendah serat,
makanan lunak.
Pengobatan :
- Dengan antibiotik yang tepat, lebih dari 99% penderita dapat disembuhkan.
Antibiotik untuk penderita tifoid :
§ Kloramfenikol,
o Dewasa : 4 x 500 mg selama 14 hari
o Anak : 50-100 mg/kgBB 4 x sehari selama 10 – 14 hari.
§ Tiamfenikol,
o Dewasa : 500 mg 4 x sehari selama 5 – 7 hari bebas panas.
o Anak : 50 mg/kgBB 4 x sehari selama 5 – 7 hari bebas panas.
§ Ampisilin
o Dewasa : 500 mg 4 x sehari selama 10 – 14 hari.
o Anak : 50 – 100 mg/kgBB 4 x sehari selama 10 – 14 hari.
- Terapi simtomatik (anti piretik, anti emetik)
- Roburansia.
- Terapi cairan, kadang makanan diberikan melalui infus sampai penderita dapat
mencerna makanan.
- Jika terjadi perforasi usus berikan antibiotik berspektrum luas (karena berbagai
jenis bakteri akan masuk ke dalam rongga perut) dan mungkin perlu dilakukan
pembedahan untuk memperbaiki atau mengangkat bagian usus yang mengalami
perforasi.
Pencegahan:
- Pencegahan terhadap carier dan kasus relaps.
- Perbaikan snitasi lingkungan.
- Perbaikan hygiene makanan,hygiene perorangan
- Imunisasi
§ Vaksin tifus per-oral (ditelan) memberikan perlindungan sebesar 70%.
§ Vaksin ini hanya diberikan kepada orang-orang yang telah terpapar oleh
bakteri Salmonella typhii dan orang-orang yang memiliki resiko tinggi
(termasuk petugas laboratorium dan para pelancong).
Para pelancong sebaiknya menghindari makan sayuran mentah dan
makanan lainnya yang disajikan atau disimpan di dalam suhu ruangan.
- Sebaiknya mereka memilih makanan yang masih panas atau makanan yang
dibekukan, minuman kaleng dan buah berkulit yang bisa dikupas.



SUMBER:
Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas 2007

0 komentar:

Posting Komentar

PURING ( PUSKESMAS RAWAT INAP NGADIREJO ) TEMANGGUNG
 
Copyright (c) 2010 PURING (PUSKESMAS RAWAT INAP NGADIREJO) TEMANGGUNG. Design by WPThemes Expert
Themes By Buy My Themes And Cheap Conveyancing.